Baru-baru ini saya datang ke bank untuk membuka rekening.
Saya tidak sebut nama bank-nya ya, biar aman.
So, ketika saya telah mengisi formulir, muncul pula pertanyaan keamanan, katanya: “Kak, tolong di tulis nama gadis ibu kandung-nya“.
“Agak laen ini bank, saya pikir. Ditanya pula nama gadis ibu, mana tau saya” – pikirku.
“Baik kak”, jawab saya singkat.
Segera saya telepon ibu saya dan bertanya. Ohh.. ternyata nama-nya sebelum dan sesudah nikah itu ada perbedaan.
Warisan Sistem Perbankan Belanda

Ternyata pertanyaan keamanan ini adalah warisan sistem perbankan eropa / belanda.
Baca juga: Mau Cuan 10 Juta per-Bulan dari Budidaya Kroto? Nih Cara-nya
Lucu juga, padahal sudah tahun 2025 dan bahkan sudah ada yang namanya “Face Recognition“, dsb.
Tapi kenapa sistem pertanyaan receh ini masih digunakan?
Setelah saya telusuri, ternyata di zaman dulu, orang belanda beranggapan bahwa nama ibu kandung jarang orang yang tahu.
Hanya orang terdekat saja yang tahu.
Apalagi, nama gadisnya.
So, kalau terjadi pembobolan bank, maka lebih gampang untuk melakukan verifikasi (zaman dulu).
Kapan Berguna?
Dalam prakteknya, sebenarnya ini hanyalah lapisan keamanan yang bisa digunakan untuk menemukan “para oknum penjual bank“.
Maksudnya, terkadang ada orang yang menjual bank-nya ke agen untuk mendapatkan uang saat situasi sedang sangat sulit.
Pada saat itu terjadi, orang tersebut biasanya akan gelagapan dan mencurigakan.
Ketika di tanya soal nama gadis ibu kandung, maka orangnya akan ketakutan sehingga pihak bank bisa menolak untuk membuatkan rekening.
Saya tahu darimana? tentu saja dari grup-grup yang saya ikuti.
So kesimpulan-nya, nama ibu kandung sudah tidak menjadi rahasia lagi di era digital zaman sekarang.
Orang-orang dengan mudah bisa mengakses data pribadi kamu, ketika kamu main medsos.
Kalau mau lebih aman, sebaiknya jangan main medsos.